Liputan6.com, Bali - Gelaran International Convention on Indonesian Upstream Oil and Gas (IOG Convention 2022) menyita banyak perhatian. Jumlah total peserta pun mencapai 25.000 orang dari 74 negara.
Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Migas (SKK Migas) Dwi Soetjipto mengatakan banyaknya peserta tersebut. Peserta hadir secara fisik dan secara daring.
"Saya ingin sampaikan bahwa antusiasme dari masyarakat investor terhadpa forum ini, kita lihat tadi, yang sudah kita batas-batasi pun, offline 1.600 lebih, yang online, itu 23.500 dan itu dari 74 negara," ungkapnya kepada wartawan di Bali Nusa Dua Convention Center (BNDCC), Nusa Dua, Bali, Rabu (23/11/2022).
Advertisement
Menurut pantauan Liputan6.com, ada sejumlah perusahaan energi dan non-energi yang ada di sekitar lokasi. Beberapa diantaranya menjajakan potensi-potensi investasi.
Gelaran IOG Convention 2022 ini juga dinilai jadi ajang untuk mengejar investasi. Khususnya yang berkaitan dengan pengembangan industri hulu migas.
Booth yang ada di sekitar lokasi pun nampak dikunjungi oleh peserta, baik peserta domestik maupun luar negeri. Diantaranya, ada SKK Migas, BP, Exxon Mobil, PLN, Petrochina, Pertamina Hulu Energi dan Medco Energi.
Selanjutnya, ada Pupuk Indonesia Holding Company, Bank Himbara yang terdiri dari BRI, Mandiri, BNI, serta Harbour Energy.
Dwi mengaku optimistis dengan adanya gelaran ini. Salah satunya terhadap upaya memasarkan potensi-potensi yang ada di Indonesia, seperti sektor migas.
Dia menginginkan gelara serupa IOG Convention 2022 bisa digelar setiap tahunnya. Guna menangkap peluang-peluang investasi dari berbagai investor.
"Saya kira mudah-mudahan ini mari sama-sama kita dorong agar tiap taun kita punya event yang bisa memanfaatkan potensi Indonesia," pungkasnya.
Â
Kepala SKK Migas: Pemerintah Sediakan Insentif Bagi Pengembangan Industri Hulu Migas
Â
Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Migas (SKK Migas) menyiapkan sejumlah instrumen dalam pengembangan industri energi ini. Salah satunya, dengan memperbaiki kebijakan fiskal yang diterapkan.
Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto mengungkap langkah ini jadi salah satu bukti kolaborasi antara pemerintah dengan pelaku usaha. Dia juga membeberkan sejumlah insentif yang digelontorkan ke perusahaan-perusahaan di industri hulu migas.
"Semangat Kolaborasi Pemerintah juga ditunjukkan dengan menjalankan bisnis tidak seperti biasanya dengan memperbaiki ketentuan fiskal. Pemerintah Indonesia telah menunjukkan komitmennya untuk bekerja sama dengan kontraktor dengan insentif tambahan jika diperlukan agar suatu lapangan dapat dikembangkan secara ekonomis," ujarnya dalam pembukaan IOG Convention 2022, Nusa Dua, Bali, Rabu (23/11/2022).
"Kami telah memberikan insentif untuk pengembangan lapangan ExxonMobil Cepu, Pertamina Hulu Mahakam, Pertamina Hulu Energy Sanga-Sanga, Pertamina Hulu Kalimantan Timur, dan beberapa wilayah kerja lainnya," tambahnya.
Upaya ini jadi bagian dalam mengejar 5 visi utama pengembangan industri hulu migas. Pertama, mengoptimalkan produksi lapangan yang ada. Kedua, transformasi sumber daya kontingen menjadi produksi.
Ketiga, mempercepat Enhanced Oil Recovery (EOR) kimiawi. Keempat, mendorong kegiatan eksplorasi migas. Kelima, percepatan peningkatan regulasi melalui One Door Service Policy (ODSP) dan insentif hulu migas.
Â
Advertisement
Industri Migas Diyakini Belum Masuk Sunset
Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas (SKK Migas) meyakini industri ini belum masuk ke fase 'sunset'. Ini dinilai jadi salah satu peluang yang bisa didapat di masa transisi energi.
Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto meyakini hal itu. Melihat adanya dampak positif turunan atau multiplier effect dalam penyerapan investasi di sektor hulu migas.
Setidaknya, ada 5 visi yang disebutkan Dwi. Pertama, mengoptimalkan produksi lapangan yang ada. Kedua, transformasi sumber daya kontingen menjadi produksi.
Ketiga, mempercepat Enhanced Oil Recovery (EOR) kimiawi. Keempat, mendorong kegiatan eksplorasi migas. Kelima, percepatan peningkatan regulasi melalui One Door Service Policy (ODSP) dan insentif hulu migas.
"Besarnya multiplier effect dari implementasi visi tersebut tidak hanya dari Proyeksi Penerimaan Negara tetapi juga dari investasi dan uang beredar yang dapat berdampak besar terhadap upaya pertumbuhan ekonomi nasional dan daerah," ujarnya dalam pembukaan 3rd International Convention Indonesia Upstream Oil and Gas (IOG), Nusa Dua, Bali, Rabu (23/11/2022).